Pengertian etos kerja. Etos berasal dari bahasa Yunani (ethos)
yang memberikan arti sikap, kepribadian, watak, karakter, serta
keyakinan atas sesuatu. Sikap ini tidak saja dimiliki oleh individu,
tetapi juga oleh kelompok bahkan masyarakat. Etos dibentuk oleh berbagai
kebiasaan, pengaruh budaya, serta sistem nilai yang diyakininya. Dari
kata etos ini, dikenal pula kata etika, etiket yang hampir
mendekati pada pengertian akhlak atau nilai-nilai yang berkaitan dengan
baik buruk (moral), sehingga dalam etos tersebut terkandung gairah atau
semangat yang amat kuat untuk menyempurnakan sesuatu secara optimal,
lebih baik, dan bahkan berupaya untuk mencapai kualitas kerja yang
sesempurna mungkin.
Abu Hamid memberikan pengertian bahwa etos adalah sifat, karakter,
kualitas hidup, moral dan gaya estetika serta suasana hati seseorang
masyarakat. Kemudian mengatakan bahwa etos berada pada lingkaran etika
dan logika yang bertumpuk pada nilai-nilai dalam hubungannya pola-pola
tingkah laku dan rencana-rencana manusia. Etos memberi warna dan
penilaian terhadap alternatif pilihan kerja, apakah suatu pekerjaan itu
dianggap baik, mulia, terpandang, salah dan tidak dibanggakan.
Dengan menggunakan kata etos dalam arti yang luas, yaitu pertama
sebagaimana sistem tata nilai mental, tanggung jawab dan kewajiban. Akan
tetapi perlu dicatat bahwa sikap moral berbeda dengan etos kerja,
karena konsep pertama menekankan kewajiban untuk berorientasi pada norma
sebagai patokan yang harus diikuti. Sedangkan etos ditekankan pada
kehendak otonom atas kesadaran sendiri, walaupun keduanya berhubungan
erat dan merupakan sikap mental terhadap sesuatu.
Pengertian etos tersebut, menunjukan bahwa antara satu dengan yang
lainnya memberikan pengertian yang berbeda namun pada prinsipnya
mempunyai tujuan yang sama yakni terkonsentrasi pada sikap dasar
manusia, sebagai sesuatu yang lahir dari dalam dirinya yang dipancarkan
ke dalam hidup dan kehidupannya.
Kerja secara etimologi diartikan (1) sebagai kegiatan melakukan
seseuatu, (2) sesuatu yang dilakukan untuk mencari nafkah. Etos kerja
menurut Abdullah, adalah “alat dalam pemilihan”. Definisi yang
dikemukakan tersebut lebih meletakkan manusia sebagai makhluk Tuhan yang
mempunyai keistimewaan tersendiri, diantaranya adalah kemampuan untuk
bekerja dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal ini terkandung
pula makna bahwa manusia adalah makhluk yang mempunyai keharusan untuk
bekerja dan merupakan hal yang istimewa yang tidak dimiliki oleh makhluk
lain.
Kerja adalah suatu aktivitas yang menghasilkan suatu karya. Karya yang
dimaksud, berupa segala yang dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan, dan
selalu berusaha menciptakan karya-karya lainnya.
Mencermati pengertian tersebut, apabila kedua kata itu yakni etos dan
kerja, digabungkan menjadi satu yaitu etos kerja, akan memberikan
pengertian lain. Menurut Abu Hamid, etos kerja adalah sebagai sikap
kehendak yang diperlukan untuk kegiatan tertentu.
Etos kerja merupakan; (1) dasar motivasi yang terdapat dalam budaya
suatu masyarakat, yang menjadi penggerak batin anggota masyarakat
pendukung budaya untuk melakukan suatu kerja. (2) nilai-nilai tertinggi
dalam gagasan budaya masyarakat terhadap kerja yang menjadi penggerak
bathin masyarakat melakukan kerja. (3) pandangan hidup yang khas dari
sesuatu masyarakat terhadap kerja yang dapat mendorong keinginan untuk
melakukan pekerjaan.
Etos kerja atau semangat kerja yang merupakan karakteristik pribadi atau
kelompok masyarakat, yang dipengaruhi oleh orientasi nilai-nilai budaya
mereka. Antar etos kerja dan nilai budaya masyarakat sangat sulit
dipisahkan.
Konsep dari pengertian etos kerja dalam arti modern, pertama kali
dikembangkan oleh filsuf Immanual Kant, yang menyatakan bahwa etos
merupakan kehendak otonomi sebagai ciri khas sikap moral, dalam kaitan
kerja, etos berarti sikap kehendak yang dituntut dalam setiap kegiatan
tertentu. Jadi etos kerja adalah cara pandang yang diyakini seorang
muslim bahwa bekerja itu bukan saja untuk memuliakan dirinya,
menampakkan kemanusiaannya, tetapi juga sebagai suatu manifestasi dari
amal saleh dan oleh karenanya mempunyai nilai ibadah yang luhur.
0 komentar:
Posting Komentar